Home » » Mampir Sejenak di Warung Sate dengan Spesial Sop Kuda Rawamangun

Mampir Sejenak di Warung Sate dengan Spesial Sop Kuda Rawamangun

Written By Home1 on Jumat, 09 Mei 2014 | 20.42

tujuh Warung sate plus sop kuda di Rawamangun wajib dicoba (Foto:Johan Sompotan)

BERAGAM kuliner tersebar di Jakarta, mulai dari kaki lima hingga restoran ternama. Jika ingin cari rasa yang menantang, jajal saja sate plus sop kuda.
Sate plus sop kuda bisa Anda jumpai di Jalan Pemuda, Rawamangun. Warung makan yang terletak berdekatan dengan pom bensin ini memang sangat menantang, apalagi terpampang tulisan “kuda” di spanduknya.
Sekilas, sate kuda terlihat seperti daging kerbau. Yang membedakan, daging kuda berwarna merah dan bebas lemak. Tidak adanya lemak pada daging kuda dibuktikan dengan tidak adanya asap saat daging dibakar.
"Saya melihat bila sate dan sop kuda jarang sekali di Jakarta. Kebetulan saya asli Yogyakarta, jadi kenapa tidak saya buka sate dan sop kuda?," kata Rehan, pemilik warung Sate Plus Sop Kuda, soal alasan membuka usaha ini, kepada Okezone di Jakarta.
Ketiadaan lemak menjadi alternatif bagi Anda yang tidak menyukai sate kolesterol tinggi. Namun memang, rasa daging kuda jadi tidak segurih daging kambing, kerbau, ataupun sapi.
Menurut Rehan, daging kuda yang digunakan berasal dari daerah Sadel, Priangan, Tokol, Sumbawa. Karena daging kuda tak tersedia ke Jakarta, maka dirinya mendatangkan daging kuda dari Yogyakarta dan Bandung.
"Daging kuda dikirim melalui paket. Dalam sehari, saya bisa menghabiskan tujuh hingga sembilan kilogram daging kuda," bebernya.
Rehan mengaku, kebanyakan orang menyantap daging kuda semata untuk kesehatan. Pasalnya, daging kuda diyakini sebagai obat penyembuh asma, gula, stroke, asam urat, dan melancarkan peredaran darah.
Dia menambahkan, mengolah daging kuda sebenarnya relatif mudah dibandingkan daging kambing. Pasalnya, prengus daging kambing harus dihilangkan dengan berkali-kali direbus sedangkan daging kuda cenderung tak berbau.
"Masak daging kuda butuh kesabaran tinggi karena butuh waktu lama untuk mengempukkan dagingnya. Daging kuda memang terkenal dengan tekstur yang keras," lanjutnya.
Untuk bisa menghasilkan rasa yang gurih, dia menggunakan bumbu cair yang terdiri dari kacang tanah, bawang putih, lada, gula merah, dan kecap untuk bumbu olesan saat pembakaran. Bumbu ini dicelupkan dua kali selama pembakaran. Sementara, sambal untuk bersantap berupa cabai rawit hijau, tomat, bawang merah, dan kecap.
Saking larisnya, Rehan mengaku bisa menghabiskan hingga 200 sampai 400 tusuk sate serta 30 porsi sop kuda per hari. Belum lagi, jika mendekati hari libur, daging kuda cepat dan laris diburu penikmatnya.
"Setiap bulannya setidaknya tiga kali daging kuda kita datangkan, sekali datang mencapai ratusan kilogram," bebernya.
Penasaran dengan sate dan sup kuda? Siapkan kocek Rp25 ribu per porsi untuk sate dan Rp20 ribu per porsi untuk sup kuda untuk Anda bisa mencicipinya. Warung ini buka mulai pukul 17.00 sampai 23.00 WIB.
(ftr)

Sumber : Johan Sompotan - Okezone

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kuliner Top Kuliner - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger